Powered by Blogger.

Gubuk Tua Berisi Impian ( Novel Yang Diangkat Dari Kisah Nyata )

Untuk postingan saya kali ini, saya akan memposting sebuah Cerita yang berupa Novel yang berjudul Gubuk Tua Berisi Impian, dimana cerita ini di angkat dari kisah nyata seseorang yang bernama lengkap Muhammad Ridho FH. Simanjuntak, yang dimana orang tersebut adalah saya sendiri, dan penulis cerita ini adalah saya sendiri.

saya membuat novel ini karna terinsfirasi dari kisah masa lalu saya yang mempunya banyak warna dalam perjalanan hidup saya dahulu hingga sampai sekarang saya bisa duduk di bangku kuliah, dan nama universitas saya sekarang adalah universitas islam negeri sultan syarif kasim riau, atau yang lebih sering di sebut UIN SUSKA RIAU.


Baiklah, untuk mempercepat waktu langsung saja saya tampilkan Novel Hasil karya saya sendiri, yang berjudul Gubuk Tua Berisi Impian
Langsung saja kita lihat dan baca ceritanya di bawah ini.



Gubuk Tua Berisi Impian

Sebuah tempat dengan pesan dari masa lalu
Pekenbaru, Februari 2014, jam 23.00
Iseng saja, aku mendadak ingin keluar untuk melihat dan menikmati situasi disana. seketika itu juga aku bergegas pergi menuju kamar untuk mengambil jaket tebal milikku. Dan setelah itu saya langsung mengenakannya sambil mengganti celana pendek yang sedang saya kenakan  dengan celana panjang berwarna biru, maklum saja situasi diluar sedang dingin dan berangin angin bahkan sebagian jalanan  masih tergenang oleh air akibat hujan deras sore hari tadi. Tapi walaupun cuaca dan kondisi tidak mendukung , saya tetap memutuskan untuk tetap keluar.
sekarang saya sudah berada di depan teras rumah tempat saya tinggal, sambil mematung sebentar dan melihat lihat situasi dan keadaan diluar,setelah melihat itu semua  Entah mengapa saya tertarik ingin merasakan tusukan tusukan angin yang ada di luar dan juga saya merasa ingin menyentuh genangan air yang ada dijalan sana dengan kaki saya , seketika itupula saya langsung melakukan keinginan saya itu sambil berjalan mengelilingi perumahan tempat tinggal saya.
Setelah saya berjalan terus meneru sambil mersakan dinginya angin yang menusuk kulit saya dan merasakn air yang mulai membasahi celana saya, sampailah saya di ujung jalan yang bersimpang. dan sejenak saya berhenti dan melihat sebuah gubuk kecil yang berada di sana, entah mengapa gubuk ini seakan mengingatkan saya dengan masa –masa saya sewaktu duduk di bangku SMA, seketika itupula saya memutuskan untuk singgah ke gubuk tuah itu. Berjalanlah saya menuju gubuk tuah itu,dan setelah saya sampai saya langsung naik keatas gubuk itu sambil berjalan menunduk di atasnya menuju ke sudut belakang dari gubuk itu. Duduklah saya di atas gubuk ini sambil merasakan angin malam yang dingin tetapi tidak sedingin sebelum saya berada di gubuk ini, sambil sejenak mengenang masa lalu sewaktu SMA.
Tidak jauh,tampak terlihat bangunan indah yang berupa sebuah unversitas yang  berdiri megah dengan dihiasi lampu-lampu jalanan, sepeda motor silih berganti mamasuki  kawasan ini dan juga terlihat hamparan pohon-pohon  yang rimbun yang begitu indah disekitarnya. Universitas ini adalah salah satu unversitas yang terkenal di Indonesia dan khususnya di kota pekanbaru ini, Universitas ini bernama unversitas islam negeri sultan syarif kasim riau atau yang sering disebut uin suska riau dan universitas ini merupakan universitas tempat saya menuntut ilmu mulai sekarang . banyak sebuah tantangan yang saya hadapi dan juga masalah-masalah yang datang kepada saya sebelum saya bisa duduk di universitas ini.
Walaupun malam ini cuaca tidak bersahabat, malam ini aku lebih bersemangat dari biasa. Ini hari terakhirku dalam semester pertamaku disini sebelum pergi pulang ke kampung halaman saya di kotapinang, untuk berlibur karna mulai besok libur semester tiba.
Tutt,,,tuttt…. Bunyi getaran HP saya menandakan ada pesan masuk. Sebuah pesan pendek dari seseorang yang tidak saya ketahui, berhubung nomor yang mengirimkan pesan tak bernama.
 “hay ridho, gmna kabar dsna?”
Setelah membaca pesan ini, jariku langsung menekan tombol untuk membalasnya.
“Alhamdulillah baik, maaf ini siapa ya?”
Diam sejenak. Pesan baru muncul.
“ini arung, teman dekatmu”
Sekali lagi aku eja lambat-lambat… a-ru-ng. tidak salah lagi ini arung teman dekat saya sewaktu SMA. Aku bergegas menjawab pesan tersebut.
“masya Allah, kaunya ini rung?”
“iya saudara seperjuanganku,,, ni aq arung Si tampan maut, :D”
(Si tampan maut adalah panggilan saya dan risky kepada arung)
“gimana di medan sana rung,,? Baik-baiknyakan?”
“Alhamdulillah baik-baik aja do”
Belum sempat aku membalas, HPku bergetar terus menerus. Pesan demi pesan berdatangan.
“saya dengar uneversitas tempat kamu mulai besok uda mulai libur semesterya do”
“universitas saya juga mulai besok libur ni”
“kita bisa reuni euy. Rizki juga besok mulai libur”
“apalagi reuniny di tempat biasa kita nongkrong sewaktu SMA dulu. Pasti seruh”
Aku tersenyum. Pikiranku langsung terbang jauh ke masa lalu. Masa yang paling indah dengan bertabur  sebuah mimpi.













Pilihan Hati
Saat ini aku sedang berjalan bersama sahabatku mengintarin SMP kami untuk melihat-lihat kembali bangunan tempat saya dulu menuntut ilmu ini, sambil kami berhenti sejenak di pojokan bangunan dekat kantin sekolah ini. Berristirahatlah kami sejenak sambil termenung memikirkan sekolah mana yang akan kami pilih untuk jenjang berikutnya. Tiba-tiba saat kami larut dalam menungan ini iwan bertanya kepadaku.
“Do apakah kau sudah memutuskan sekolah mana yang akan kau pilih nanti?”
Aku diam sejenak, sambil berpikir.
belum wan, aku masih bingung mau pilih STM atau SMA.”
“Kalau kau milih STM, STM dimana yang akan kau ambil? Di kabupaten kitakan tidak ada STM.”
“Mungkin STM di Rantau  prapat wan. Tapi kalau SMA saya pilih SMA Negeri 1 Kotapinang, SMA terfavorit di kabupaten kita.”
“bagus juga pilihan kamu, kalau aku mungkin di SMA Asam jawa atau mungkin langsung ngambil SMA di medan. Berhubung abang saya juga sekolah di medan”
Setelah sekian lama kami berbicara, jam tangan milik saya menunjukan pukul 17.30 yang menandakan saya harus segera pulang ke rumah. Saya dan iwan segera mengambil sepeda milik kami yang berada di pinggiran pohon kelapa sawit, setelah itu kami langsung menaikinya sambil saya berkata kepada irawan
“ berani lomba dengan saya, siapa yang paling cepat sampai ke masjid dusun sebelah dia yang menang”
“oke, sudah pasti aku yang menang”
Kami berdua tersenyum sejenak sambil bertatap muka yang menandakan keseriusan kami. Lombapun segera kami mulai.
“ 1…2…3… yang kalah dia pecundang”
Setelah mendengar kata-kata irawan sayapun jadi bersemangat dan termotivasi, ingin sekali rasanya mengalahkannya dan membuktikan kepada dia bahwa pecundang yang dia sendiri katakana adalah dirinya sendiri.
Roda sepeda kami terus berputar lama-kelamaan semakin menjadi cepat menandakan diantara kami berdua saling tidak ada yang mau kalah. Tempat demi tempat kami lalui, rintangan demi rintangan kami lalui mulai dari jalan berdebu,berbatu,jembatan kecil yang mengerikan hingga jalan bergelombang yang membuat kami seakan akan menari di atas sepeda.
Setelah sekian lama kami terus mendayung sepeda, terlihatlah sebuah masjid besar yang merupakan garis akhir penetu kemenangan kami dalam balapan ini. Karna jarak semakin dekat sayapun berusaha semaksimal mengkin mendayung sepeda saya, walaupun saya merasakan kelelahan.
Untuk sementara ini saya memimpin dan hanya berjarak sekitar 3 meter dari irawan dan garis finish pun sedah di depan mata. Saya sempat tersenyum setelah melihat sejenak kebelakang yang tampak wajah irawan yang sedikit emosi. Sekitar 15 meter garis finish akan saya raih, tiba tiba suara desikan-desikan muncul dari sepada saya. Ternyata rantai sepeda saya keluar dari jalurnya, sepeda sayapun kemudian menjadi melambat. Setelah irawan mengetahui ada masalah dengan sepeda saya, dia langsung memanfaatkan keadaan ini. dia terus mendayung sepedanya hingga melomba saya dan mencapai garis finish sambil tersenyum.
Setelah kesialan yang saya dapatkan dan menjadikan saya seorang pecundang aku bergegas pulang ke rumah, sesampai di rumah saya langsung membaringkan diri di atas kasur kamar saya.
Tidak lama kemudian ada suara kecil yang memanggil nama saya. “ridho,,, ridho”. Ternyata itu suara Ibu saya.
“ada apa bu,,?”
“apakah kamu sudah menentukan sekolah mana yang mau kamu ambil? Kalau belum ibu punya saran untuk mu”
Setelah mendengar kata-kata ibu, aku jadi takut akan di sekolahkan di tempat pilihannya. Maka aku bergegas menjawabnya.
“Sudah bu”
“sekolah mana?”
“STM Rantau Prapat”
“ya sudah kalau gitu, bilang sama ayah apakah dia setuju atau tidak”
Saat saya dan ibu saya telah lama berbicara, tiba-tiba ayah saya keluar dari kamar mandi, sambil ibu saya berkata kepada ayah saya tentang keinginan saya barusan.
“yah, tu si ridho mau masuk STM”
“STM mana?”
“katanya mau masuk STM Rantau Prapat, ayah setuju tidak?”
“ya itu terserah dia, kalau bapak setuju setuju saja”
Alhamdulillah kedua orang tua saya menyetujui keinginan saya. Ini akan menjadi awal yang baik untuk saya kedepanya.







Hasil dan sebuah keputusan

Setelah saya sudah bulat memutuskan keinginan saya untuk masuk ke STM Rantau Prapat, hari itu juga ayah saya langsung menyuruh saya mempersiapkan barang-barang milik saya untuk keperluan  pendaftaran besok, baik itu SKHUN,Raport,pakaian yang akan saya pakai besok dan lain-lain. Saya juga di suruh mempersiapkan diri saya mana tahu kemungkinan ada tes masuk, seperti ujian.
Seketika saya selesai dengan barang-barang yang akan saya bawak besok, saya langsung pergi ke kamar sambil membawa buku-buku saya untuk kembali mengulang pelajar-pelajaran sewaktu SMP, Sekedar mengingat kembali dan memantapkan ingatan. Merasa sudah cukup dengan apa yang saya dapatkan dengan buku tersebut, saya langsung menyudahinnya dan meletakan buku-buku itu di pinggir kasur tempat tidur saya, dan seketika itu saya langsung membaringkan diri saya di tempat tidur saya sambil melihat kelangit-langit dan memikirkan masa depanku sambil bertanya-tanya dalam hati, apakah di kemudia hari aku akan menjadi orang sukses.. atau sebaliknya.., entahlah aku jadi merasa takut. Seketika itu juga aku langsung tertidur.
Pagi telah tiba, akupun langsung bergegas mempersiapkan diriku, mulai dari mandi,berpakaian, dan mengecek kembali barang-barang yang saya persiapkan malam tadi. Seketika semuanya selesai, ayah saya langsung mengeluarkan motor miliknya dari dalam rumah dan kemudian menghidupkannya, terdengarlah seuara motor tua itu, suara yang menandakan dia siap untuk mengantarkan aku menuju jalan mencapai masa depan. Seperti aku yang sedang bersemangat hari ini, motor ini juga begitu bersemangat walaupun aku meragukan apakah motor ini akan bertahan sampai tujuan.
Dengan semangat benggebu aku dan ayah langsung berangkat menuju ke STM Rantau Prapat, waktu perjalanan yang akan kami tempuh sekitar kurang lebih 2 jam. Mulailah perjalanan kami, tempat demi tempat mulai kami lalui dan desa demi desa kami lalui, mulai dari desa Teluk Panji,Asam Jawa,Sumberjo,Aek Batu,Mangga,Kotapinag,Sisumut,Tolan,Aek Nabara hanya itu saja yang saya ketahui, walaupun banyak lagi tempat-tempat yang kami lalaui.
2 jam lewat 15 menit, itulah waktu perjalanan yang kami butuhkan untuk sampai Di STM ini, sesampai di gerbang sekolah ini saya sudah di suguhi dengan pemandangan yang berupa kerumunan orang-orang yang mempunyai tujuan sama seperti saya. Ternyata banyak sekali orang yang ingin masuk ke sekolah ini, pikir saya dalam hati.
Seketika itu juga aku dan ayah saya bergegas mencari tempat pendaftaran, ayah saya bertanya kepada seseorang
 “maaf pak, dimana tempat pendaftaranya”
“oh, disana pak dibelakang gedung itu”
“terima kasih pak”
Seketika itu juga kami langsung bergegas menuju ke tempat itu sambil berjalan di himpit himpit oleh keruman orang, maklum saja banyak sekali orang yang mencoba mendaftar ke sekolah ini.


Bersambung,,,
Tag : Karya Tulis
1 Komentar untuk "Gubuk Tua Berisi Impian ( Novel Yang Diangkat Dari Kisah Nyata )"

lah gan kok pake acara bersambung novelnya,
ndehh ndak enak aq do bacanya

Back To Top