saya membuat novel ini karna terinsfirasi dari kisah masa lalu saya yang mempunya banyak warna dalam perjalanan hidup saya dahulu hingga sampai sekarang saya bisa duduk di bangku kuliah, dan nama universitas saya sekarang adalah universitas islam negeri sultan syarif kasim riau, atau yang lebih sering di sebut UIN SUSKA RIAU.
Baiklah, untuk mempercepat waktu langsung saja saya tampilkan Novel Hasil karya saya sendiri, yang berjudul Gubuk Tua Berisi Impian
Langsung saja kita lihat dan baca ceritanya di bawah ini.
Gubuk Tua Berisi
Impian
Sebuah tempat dengan
pesan dari masa lalu
Pekenbaru, Februari
2014, jam 23.00
Iseng saja, aku mendadak ingin
keluar untuk melihat dan menikmati situasi disana. seketika itu juga aku
bergegas pergi menuju kamar untuk mengambil jaket tebal milikku. Dan setelah
itu saya langsung mengenakannya sambil mengganti celana pendek yang sedang saya
kenakan dengan celana panjang berwarna
biru, maklum saja situasi diluar sedang dingin dan berangin angin bahkan
sebagian jalanan masih tergenang oleh
air akibat hujan deras sore hari tadi. Tapi walaupun cuaca dan kondisi tidak
mendukung , saya tetap memutuskan untuk tetap keluar.
sekarang saya sudah berada di
depan teras rumah tempat saya tinggal, sambil mematung sebentar dan melihat
lihat situasi dan keadaan diluar,setelah melihat itu semua Entah mengapa saya tertarik ingin merasakan
tusukan tusukan angin yang ada di luar dan juga saya merasa ingin menyentuh
genangan air yang ada dijalan sana dengan kaki saya , seketika itupula saya
langsung melakukan keinginan saya itu sambil berjalan mengelilingi perumahan
tempat tinggal saya.
Setelah saya berjalan terus
meneru sambil mersakan dinginya angin yang menusuk kulit saya dan merasakn air
yang mulai membasahi celana saya, sampailah saya di ujung jalan yang bersimpang.
dan sejenak saya berhenti dan melihat sebuah gubuk kecil yang berada di sana,
entah mengapa gubuk ini seakan mengingatkan saya dengan masa –masa saya sewaktu
duduk di bangku SMA, seketika itupula saya memutuskan untuk singgah ke gubuk
tuah itu. Berjalanlah saya menuju gubuk tuah itu,dan setelah saya sampai saya
langsung naik keatas gubuk itu sambil berjalan menunduk di atasnya menuju ke
sudut belakang dari gubuk itu. Duduklah saya di atas gubuk ini sambil merasakan
angin malam yang dingin tetapi tidak sedingin sebelum saya berada di gubuk ini,
sambil sejenak mengenang masa lalu sewaktu SMA.
Tidak jauh,tampak terlihat
bangunan indah yang berupa sebuah unversitas yang berdiri megah dengan dihiasi lampu-lampu
jalanan, sepeda motor silih berganti mamasuki
kawasan ini dan juga terlihat hamparan pohon-pohon yang rimbun yang begitu indah disekitarnya.
Universitas ini adalah salah satu unversitas yang terkenal di Indonesia dan
khususnya di kota pekanbaru ini, Universitas ini bernama unversitas islam
negeri sultan syarif kasim riau atau yang sering disebut uin suska riau dan
universitas ini merupakan universitas tempat saya menuntut ilmu mulai sekarang
. banyak sebuah tantangan yang saya hadapi dan juga masalah-masalah yang datang
kepada saya sebelum saya bisa duduk di universitas ini.
Walaupun malam ini cuaca tidak
bersahabat, malam ini aku lebih bersemangat dari biasa. Ini hari terakhirku
dalam semester pertamaku disini sebelum pergi pulang ke kampung halaman saya di
kotapinang, untuk berlibur karna mulai besok libur semester tiba.
Tutt,,,tuttt…. Bunyi getaran HP
saya menandakan ada pesan masuk. Sebuah pesan pendek dari seseorang yang tidak
saya ketahui, berhubung nomor yang mengirimkan pesan tak bernama.
“hay
ridho, gmna kabar dsna?”
Setelah membaca pesan ini, jariku
langsung menekan tombol untuk membalasnya.
“Alhamdulillah baik, maaf ini siapa ya?”
Diam sejenak. Pesan baru muncul.
“ini arung, teman dekatmu”
Sekali lagi aku eja
lambat-lambat… a-ru-ng. tidak salah lagi ini arung teman dekat saya sewaktu
SMA. Aku bergegas menjawab pesan tersebut.
“masya Allah, kaunya ini rung?”
“iya saudara seperjuanganku,,, ni aq arung Si tampan maut, :D”
(Si tampan maut adalah panggilan
saya dan risky kepada arung)
“gimana di medan sana rung,,? Baik-baiknyakan?”
“Alhamdulillah baik-baik aja do”
Belum sempat aku membalas, HPku
bergetar terus menerus. Pesan demi pesan berdatangan.
“saya dengar uneversitas tempat kamu mulai besok uda mulai libur
semesterya do”
“universitas saya juga mulai besok libur ni”
“kita bisa reuni euy. Rizki juga besok mulai libur”
“apalagi reuniny di tempat biasa kita nongkrong sewaktu SMA dulu. Pasti
seruh”
Aku tersenyum. Pikiranku langsung
terbang jauh ke masa lalu. Masa yang paling indah dengan bertabur sebuah mimpi.
Pilihan Hati
Saat ini aku sedang berjalan
bersama sahabatku mengintarin SMP kami untuk melihat-lihat kembali bangunan
tempat saya dulu menuntut ilmu ini, sambil kami berhenti sejenak di pojokan
bangunan dekat kantin sekolah ini. Berristirahatlah kami sejenak sambil
termenung memikirkan sekolah mana yang akan kami pilih untuk jenjang
berikutnya. Tiba-tiba saat kami larut dalam menungan ini iwan bertanya
kepadaku.
“Do apakah kau sudah memutuskan sekolah mana yang akan kau pilih
nanti?”
Aku diam sejenak, sambil
berpikir.
“belum wan, aku masih bingung mau pilih STM atau SMA.”
“Kalau kau milih STM, STM dimana yang akan kau ambil? Di kabupaten
kitakan tidak ada STM.”
“Mungkin STM di Rantau prapat wan.
Tapi kalau SMA saya pilih SMA Negeri 1 Kotapinang, SMA terfavorit di kabupaten
kita.”
“bagus juga pilihan kamu, kalau aku mungkin di SMA Asam jawa atau
mungkin langsung ngambil SMA di medan. Berhubung abang saya juga sekolah di
medan”
Setelah sekian lama kami
berbicara, jam tangan milik saya menunjukan pukul 17.30 yang menandakan saya
harus segera pulang ke rumah. Saya dan iwan segera mengambil sepeda milik kami
yang berada di pinggiran pohon kelapa sawit, setelah itu kami langsung
menaikinya sambil saya berkata kepada irawan
“ berani lomba dengan saya, siapa yang paling cepat sampai ke masjid
dusun sebelah dia yang menang”
“oke, sudah pasti aku yang menang”
Kami berdua tersenyum sejenak sambil
bertatap muka yang menandakan keseriusan kami. Lombapun segera kami mulai.
“ 1…2…3… yang kalah dia pecundang”
Setelah mendengar kata-kata
irawan sayapun jadi bersemangat dan termotivasi, ingin sekali rasanya
mengalahkannya dan membuktikan kepada dia bahwa pecundang yang dia sendiri
katakana adalah dirinya sendiri.
Roda sepeda kami terus berputar
lama-kelamaan semakin menjadi cepat menandakan diantara kami berdua saling
tidak ada yang mau kalah. Tempat demi tempat kami lalui, rintangan demi
rintangan kami lalui mulai dari jalan berdebu,berbatu,jembatan kecil yang
mengerikan hingga jalan bergelombang yang membuat kami seakan akan menari di
atas sepeda.
Setelah sekian lama kami terus
mendayung sepeda, terlihatlah sebuah masjid besar yang merupakan garis akhir
penetu kemenangan kami dalam balapan ini. Karna jarak semakin dekat sayapun
berusaha semaksimal mengkin mendayung sepeda saya, walaupun saya merasakan
kelelahan.
Untuk sementara ini saya memimpin
dan hanya berjarak sekitar 3 meter dari irawan dan garis finish pun sedah di
depan mata. Saya sempat tersenyum setelah melihat sejenak kebelakang yang
tampak wajah irawan yang sedikit emosi. Sekitar 15 meter garis finish akan saya
raih, tiba tiba suara desikan-desikan muncul dari sepada saya. Ternyata rantai
sepeda saya keluar dari jalurnya, sepeda sayapun kemudian menjadi melambat.
Setelah irawan mengetahui ada masalah dengan sepeda saya, dia langsung
memanfaatkan keadaan ini. dia terus mendayung sepedanya hingga melomba saya dan
mencapai garis finish sambil tersenyum.
Setelah kesialan yang saya
dapatkan dan menjadikan saya seorang pecundang aku bergegas pulang ke rumah,
sesampai di rumah saya langsung membaringkan diri di atas kasur kamar saya.
Tidak lama kemudian ada suara
kecil yang memanggil nama saya. “ridho,,, ridho”. Ternyata itu suara Ibu saya.
“ada apa bu,,?”
“apakah kamu sudah menentukan sekolah mana yang mau kamu ambil? Kalau
belum ibu punya saran untuk mu”
Setelah mendengar kata-kata ibu,
aku jadi takut akan di sekolahkan di tempat pilihannya. Maka aku bergegas
menjawabnya.
“Sudah bu”
“sekolah mana?”
“STM Rantau Prapat”
“ya sudah kalau gitu, bilang sama ayah apakah dia setuju atau tidak”
Saat saya dan ibu saya telah lama
berbicara, tiba-tiba ayah saya keluar dari kamar mandi, sambil ibu saya berkata
kepada ayah saya tentang keinginan saya barusan.
“yah, tu si ridho mau masuk STM”
“STM mana?”
“katanya mau masuk STM Rantau Prapat, ayah setuju tidak?”
“ya itu terserah dia, kalau bapak setuju setuju saja”
Alhamdulillah kedua orang tua
saya menyetujui keinginan saya. Ini akan menjadi awal yang baik untuk saya
kedepanya.
Hasil dan sebuah keputusan
Setelah saya sudah bulat
memutuskan keinginan saya untuk masuk ke STM Rantau Prapat, hari itu juga ayah
saya langsung menyuruh saya mempersiapkan barang-barang milik saya untuk
keperluan pendaftaran besok, baik itu
SKHUN,Raport,pakaian yang akan saya pakai besok dan lain-lain. Saya juga di
suruh mempersiapkan diri saya mana tahu kemungkinan ada tes masuk, seperti
ujian.
Seketika saya selesai dengan
barang-barang yang akan saya bawak besok, saya langsung pergi ke kamar sambil
membawa buku-buku saya untuk kembali mengulang pelajar-pelajaran sewaktu SMP,
Sekedar mengingat kembali dan memantapkan ingatan. Merasa sudah cukup dengan
apa yang saya dapatkan dengan buku tersebut, saya langsung menyudahinnya dan
meletakan buku-buku itu di pinggir kasur tempat tidur saya, dan seketika itu
saya langsung membaringkan diri saya di tempat tidur saya sambil melihat kelangit-langit
dan memikirkan masa depanku sambil bertanya-tanya dalam hati, apakah di kemudia hari aku akan menjadi
orang sukses.. atau sebaliknya.., entahlah aku jadi merasa takut. Seketika
itu juga aku langsung tertidur.
Pagi telah tiba, akupun langsung bergegas
mempersiapkan diriku, mulai dari mandi,berpakaian, dan mengecek kembali
barang-barang yang saya persiapkan malam tadi. Seketika semuanya selesai, ayah
saya langsung mengeluarkan motor miliknya dari dalam rumah dan kemudian
menghidupkannya, terdengarlah seuara motor tua itu, suara yang menandakan dia
siap untuk mengantarkan aku menuju jalan mencapai masa depan. Seperti aku yang
sedang bersemangat hari ini, motor ini juga begitu bersemangat walaupun aku
meragukan apakah motor ini akan bertahan sampai tujuan.
Dengan semangat benggebu aku dan
ayah langsung berangkat menuju ke STM Rantau Prapat, waktu perjalanan yang akan
kami tempuh sekitar kurang lebih 2 jam. Mulailah perjalanan kami, tempat demi
tempat mulai kami lalui dan desa demi desa kami lalui, mulai dari desa Teluk
Panji,Asam Jawa,Sumberjo,Aek Batu,Mangga,Kotapinag,Sisumut,Tolan,Aek Nabara
hanya itu saja yang saya ketahui, walaupun banyak lagi tempat-tempat yang kami
lalaui.
2 jam lewat 15 menit, itulah
waktu perjalanan yang kami butuhkan untuk sampai Di STM ini, sesampai di
gerbang sekolah ini saya sudah di suguhi dengan pemandangan yang berupa
kerumunan orang-orang yang mempunyai tujuan sama seperti saya. Ternyata banyak
sekali orang yang ingin masuk ke sekolah ini, pikir saya dalam hati.
Seketika itu juga aku dan ayah
saya bergegas mencari tempat pendaftaran, ayah saya bertanya kepada seseorang
“maaf pak, dimana tempat pendaftaranya”
“oh, disana pak dibelakang gedung
itu”
“terima kasih pak”
Seketika itu juga kami langsung
bergegas menuju ke tempat itu sambil berjalan di himpit himpit oleh keruman
orang, maklum saja banyak sekali orang yang mencoba mendaftar ke sekolah ini.
Bersambung,,,
Tag :
Karya Tulis
1 Komentar untuk "Gubuk Tua Berisi Impian ( Novel Yang Diangkat Dari Kisah Nyata )"
lah gan kok pake acara bersambung novelnya,
ndehh ndak enak aq do bacanya